2012: Provinsi Penyalur Dana BOS Tercepat

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

2012: Penghargaan dari KemenPAN RB

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

2012: Penghargaan Lingkungan Hidup Tingkat Nasional

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

2012: Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

2011: Regional Champion - Investment Award

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

30 Juni 2012

Sistem Ekonomi Kerakyatan Sumbar Lebih Baik

DIBANDING DAERAH LAIN

PADANG, HALUAN — Pene­rapan sistem ekonomi kerak­yatan di Sumatera Barat secara umum relatif lebih baik diban­dingkan dengan daerah lain. Hal ini diungkapkan oleh M. Setya­wan Santoso, Peneliti Ekonomi Madya Kantor Bank Indonesia Padang kepada Haluan Jumat (29/6) di ruang kerjanya.

Santoso menjelaskan bah­wa perekonomian Sumatera Barat bertumpu kepada eko­nomi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berbeda dengan perekonomian provinsi Banten, di sana, perekonomian bertumpu kepada industri besar dan sedang, jadi 50 persen tanah di sana dipakai untuk aktivitas industri besar sedang. Industri besar dan sedang, sahamnya merupakan milik kantor pusat yang ada di Jakarta. Sedangkan untuk masyarakat hanya 50 persen kurang.

Sedangkan untuk Suma­tera Barat, 90 persen pere­konomian masyarakat berasal dari UM­KM, sehingga dari sektor keuangan, kredit dapat disa­lurkan. Karena itulah, sistem ekonomi kerakyatan di Suma­tera Barat bisa dika­takan lebih baik, sebab sejak awal peme­rintah daerah juga melakukan pembinaan cukup baik kepada pengusaha eko­nomi lokal. Yang ke dua peme­rintah daerah juga mem­berikan perlindungan yang cukup baik dari masuknya ekonomi konglomerasi. BI dan pemerintah, bekerjasama dalam mengatur dan mem­batasi masuknya ekonomi kong­lo­merasi dari berbagai sektor, termasuk sektor- sek­tor per­dagangan, dan ini sangat baik menumbuhkan per­eko­nomi lokal.

“Dampaknya terhadap kesejahteraan bagus. Karena kesejahteraan bersumber dari ekonomi lokal. Sehingga gap antara orang paling kaya dan orang paling miskin itu tidak besar. Karena di Padang, tidak banyak perusahaan-peru­sahaan raksasa seperti di pulau Jawa,” papar Santoso.

Santoso juga menjelaskan, “Kalau kita bandingkan an­tara Sumatera Barat dengan provinsi Riau dimana Pen­dapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) lebih besar dibanding Sumatera Barat. Walau begitu, PDRB Sumatera Barat 100 persen untuk Su­ma­tera Barat. Intinya per­ekonomian di Sumatera Barat memang ditujukan untuk rakyatnya. Yang lebih penting itu, PDRB itu ditujukan untuk siapa, bukan besar kecilnya. Oleh karena itu kalau kita berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahtraan masyarakat, kita harus me­lihat dan me­ngetahui ma­syarakat kita sebagian besar berada di sektor apa?,” urai Santoso.
Untuk Sumatera Barat, masyarakat banyak bergerak di sektor perdagangan. Yang kedua di sektor pertanian. Jadi untuk pengembangan, di dua sektor tersebut harus lebih difokuskan. Harus ada jami­nan pemerintah dengan mem­perhatikan faktor-faktor yang mendukung seperti sarana dan prasarana. Karena dengan jaminan pemerintah itu ada­lah pintu masuk perbankan mau membangun.

“Akses ke bank merupakan pintu gerbang untuk membuka akses investor, seperti pembangunan jalan tol di Sumatera Barat,  atau real estate. Syaratnya perbankan lokal harus mau dulu membiayai usaha-usaha yang ada. Investor masuk kalau perbankan membiayai, perbankan membiayai kalau pemerintah memperhatikan,” tutupnya. 

Haluan 30 Juni 2012

14 Juni 2012

Sumbar Tercepat Salurkan Dana BOS

Padang, Padek—Keberhasilan Pr­o­vinsi Sumbar tercepat me­nya­lurkan dana bantuan opera­sio­nal sekolah (BOS) triwulan per­tama tahun 2012, berbuah peng­hargaan. Kemarin (13/6), Gu­bernur Sumbar Irwan Prayit­no menerima penghargaan dari Wa­kil Presiden RI, Boediono atas k­e­berhasilan tersebut.


Boediono dalam penyerahan peng­hargaan bertepatan dengan pun­­cak peringatan Hari Pen­di­di­kan Nasional (Hardiknas), di Te­nis Indoor, Senayan, Jakarta, me­nye­butkan, peringatan Hardiknas tahun ini patut disyukuri ka­rena kembalinya fungsi kebu­da­yaan terintegrasi dalam Ke­men­terian Pendidikan setelah ter­pisah lebih dari 10 tahun. 

”Kita ingin generasi sekarang men­jadi generasi emas, penentu ke­majuan bangsa. Generasi s­­e­telah ini, harus lebih baik dari ge­nerasi saat ini. Caranya, de­ngan pendidikan yang ber­mutu dan berkarakter,” kata Wapres.
Terkait penyatuan pendi­di­kan dan kebudayaan, Wapres me­­nyebutkan, dalam pen­didi­kan tidak hanya hasil ujian na­sio­nal saja diharapkan, tapi juga ka­rakter menghasilkan calon ge­nerasi emas Indonesia. 

“Ibarat dua keping mata uang. Keping satu dengan lain­nya memiliki makna dan nilai sama, tidak bisa dipisahkan ka­rena di dalam proses pen­di­dikan ada penanaman nilai-ni­lai bu­daya,” ujar Wapres. 

Gubernur Sumbar, Irwan Pra­­yitno usai menerima peng­har­gaan, mengatakan peng­har­ga­an ini bukti kepedulian pe­me­rintah daerah di Sumbar mem­­perhatikan pendidikan. De­­ngan pe­nyaluran BOS cepat, pro­ses pen­didikan tidak akan tergang­gu. 

Sumbar mendapat penghar­ga­an karena dinilai paling cepat dari 33 provinsi di Indonesia. Peng­hargaan ini juga pertama ka­li dilaksanakan dalam penya­lu­ran BOS. “Saat ini peme­rintah pusat menargetkan tanggal 9-16 Januari mendatang sudah harus di­salurkan, kita bisa selesai jauh se­belum tanggal yang dite­tap­kan,” paparnya. 

Selain Sumbar, daerah lain yang juga mendapat pengha­r­ga­an adalah DKI Jakar­ta, Dae­rah Is­timewa Yogyakarta, Jawa Ti­mur, Jawa Tengah, Jambi, dan Ke­pulauan Riau. 

Sekadar diketahui, dana BOS Sum­bar 2012 mencapai Rp 540.894.950.000. Jumlah itu ber­da­sarkan jumlah siswa pe­ne­ri­ma, 886.057 orang ting­kat SD/MI dan SMP/MTs. Besarnya jum­lah dana BOS untuk Sumbar ta­hun ini disebabkan nilai dana BOS dinaik­kan oleh pusat mulai 2012. 

Tahun lalu, dana BOS hanya Rp 570 ribu per tahun untuk sis­wa SMP/MTs di kabupaten dan kota Rp 575 siswa. Sedang­kan un­tuk SD, dana BOS tahun lalu ha­nya Rp 397 ribu per tahun un­tuk kabupaten dan Rp 400 ribu kota. Sedangkan tahun ini, ma­sing-masing siswa menerima dana BOS Rp 710 ribu per tahun untuk tingkat SMP/MI, dan Rp 580 ribu per tahun untuk tingkat SD/MI. 

Berdasarkan Peraturan Men­­­t­eri Pendidikan dan Kebu­da­yaan Nomor 51 Tahun 2011 ten­tang Petunjuk Penggunaan Da­na BOS 2012, dana BOS me­ngalami pe­rubahan meka­nisme pe­nya­luran dari transfer ke ka­bupaten/kota tahun 2011 men­jadi transfer ke pro­vinsi tahun 2012. Dari pro­vinsi baru diserah­kan lang­sung ke rekening ma­sing-masing sekolah. Penya­lu­ran dilakukan setiap periode 3 bu­­l­anan, yaitu periode Januari-Ma­­ret, April-Juni, Juli-September dan Ok­tober-Desember.

Padang Ekspres 14 Juni 2012

5 Juni 2012

Sumbar Raih Provinsi Terbaik

Sabet Sejumlah Prestasi Bidang LH

Padang, Padek—Tahun ini Sumbar mencatat prestasi yang sangat membanggakan di bidang lingkungan hidup de­ngan meraih 28 penghargaan. Dari tujuh kategori peng­har­gaan lingkungan hidup yang diperlombakan, Sumbar men­dapat penghargaan dari semua kategori tersebut. 

Kepala Badan Pe­ngen­da­lian Dampak Lingkungan Dae­rah (Bapedalda) Sumbar, Asri­zal Asnan menjelaskan, seperti kategori penyusunan buku Status Lingkungan Hi­dup Dae­­rah (SLHD). SLHD me­rupakan salah satu pelak­sanaan standar pelayanan minimal (SPM) di bidang ling­kungan hidup, yaitu pelayanan informasi mengenai status mutu lingkungan hidup.

Hasil penilaian pemerintah pusat, Pemprov Sumbar kem­bali berhasil mempertahankan prestasi tahun 2011 dengan menyabet peringkat terbaik tahun ini bersama DKI Jakarta dan Jawa Timur. “Ini peng­har­gaan kelima diraih Pemprov Sumbar,” kata Asrizal.

Untuk penyusunan buku SLHD tingkat kabupaten/kota, Padang, Agam dan Paya­kumbuh berhasil meraih peng­hargaan itu. Padang dan Agam mendapat peringkat SLHD terbaik, se­dan­gkan Paya­kum­buh mendapat peringkat SLHD baik. Jika me­lihat kom­posisi tahun 2011, Padang dan Agam berhasil me­m­per­ta­hankan prestasi ini. Se­dang­kan Pesisir Selatan yang tahun lalu mendapatkan peng­har­gaan ini, tahun ini tercampak. Posisinya digantikan Paya­kumbuh.

Untuk kategori Adiwiyata Mandiri, juga menunjukkan prestasi yang membanggakan. Dua sekolah di Padang meraih penghargaan itu, SDN 13 Batu Gadang dan MTsN Model. Tahun lalu, tidak satu pun sekolah di Sumbar meraih Adiwiyata Mandiri.

Untuk Adiwiyata Nasional, 16 sekolah di Sumbar men­dapat penghargaan tersebut. Di an­taranya 6 sekolah di Padang, 2 sekolah di Bukit­tinggi dan 8 sekolah lagi di kabupaten/kota lain. Tahun 2011 lalu peng­hargaan Adi­wiyata Nasional hanya diraih 5 sekolah.

Begitu juga kategori Kal­pataru. Tahun ini diraih Wali Kota Payakumbuh Josrizal Zein. Tahun lalu diraih Marmis Asid dari Kabupaten Pasaman Barat. Penghargaan ling­ku­ngan untuk pribadi atau ke­lompok masyarakat atas upaya dan keswadayaannya dan telah menunjukkan kepeloporan dan sumbangsih bagi upaya-upaya dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Untuk Piala Adipura, di­raih Payakumbuh kategori kota sedang dan kota kecil oleh Solok dan Padangpanjang. Tahun 2011 lalu penghargaan ini hanya diraih Kota Solok.

Untuk penghargaan Serti­fikat Adipura, tahun ini diraih Lubuksikaping, Kabupaten Pasaman dan Padang. Paria­man yang tahun 2011 lalu me­raih penghargaan, kini gagal.

Asrizal Asnan mengatakan, ta­hun ini merupakan prestasi ter­besar yang diterima Sum­bar. “Jika dibanding tahun lalu, penghargaan tahun ini me­ning­kat luar biasa. Ini meng­gam­bar­kan koordinasi an­tara pe­me­rin­tah provinsi dengan daerah berjalan baik,” kata Asrizal.

Seluruh penghargaan itu akan diserahkan secara resmi pada peringatan Hari Ling­kungan Hidup Sedunia hari ini (5/6), di Istana Negara.

Ditambahkan Kepala Bi­dang Peningkatan Kapasitas dan Informasi Lingkunan, Siti Aisyah, dari beberapa peng­hargaan itu, sebagian diser­ah­kan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Menteri LH.

Penghargaan-penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden SBY tersebut, antara lain penghargaan penyusunan buku SLHD kategori terbaik tingkat provinsi, penghargaan penyusunan buku SLHD kate­gori terbaik tingkat kabu­paten/kota, penghargaan Adi­wiyata Mandiri, penghargaan Kalpataru, dan penghargaan Piala Adipura.(bis)

Padang Ekspres 5 Juni 2012

1 Juni 2012

Sumbar Bangun 6,015 Km Irigasi selama 2011

PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) telah membangun jaringan irigasi baru di wilayah tersebut sepanjang 6,015 kilometer (KM) selama 2011.  

Realisasi pembangunan irigasi tersebut jauh diatas target yang ditetapkan selama 2011 yakni hanya 2,313 KM, kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, di Padang, Kamis (31/5). 

Sementara itu, untuk perbaikan dan rehabilitasi jaringan irigasi di Sumbar, Pemprov Sumbar telah mengalokasikan dana APBD mencapai Rp36,27 miliar selama 2009 hingga 2011 untuk membiayai kegiatan tersebut, terutama terhadap irigasi yang rusak akibat gempa 2009.  

Akibat gempa 7,9 SR pada 2009 telah menyebabkan 186 daerah irigasi dengan total lahan yang dialiri seluas 51.511 hektar di Sumbar rusak atau hancur, katanya.  

Dana tersebut bersumber dari APBD Perubahan 2009 sebesar Rp1,69 miliar, APBD 2010 sebesar Rp8,14 miliar dan APBD 2011 sebanyak Rp26,44 miliar.  

Ia menjelaskan, dana dialokasikan dalam APBD-Perubahan 2011 digunakan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi 16 daerah irigasi dengan luas lahan dialiri mencapai 16.752 hektar.  

Kemudian, dana dari APBD 2010 dialokasikan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi sembilan daerah irigasi dengan lahan teraliri mencapai 6.136 hektare.  

Selanjutnya, dana dari APBD 2011 digunakan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi untuk 86 daerah irigasi dengan luas lahan yang dialiri mencapai 15.000 hektare.  

Daerah irigasi yang rusak akibat gempa dan telah direahabilitasi dan direkonstruksi itu antara lain berada di Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Pasaman, Agam, Pesisir Selatan dan Pasaman Barat. (Ant/Ol-3) 

mediaindonesia.com 1 Juni 2012