2012: Provinsi Penyalur Dana BOS Tercepat

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

2012: Penghargaan dari KemenPAN RB

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

2012: Penghargaan Lingkungan Hidup Tingkat Nasional

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

2012: Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

2011: Regional Champion - Investment Award

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

16 September 2013

Pemprov Sumbar Terima Penghargaan dari Wapres

PADANG — Pemprov Sumbar meraih penghargaan atas penyajian laporan pertanggungjawaban keuangan 2012, dengan capaian kualitas tertinggi. Penghargaan tersebut diterima Gubernur Irwan Prayitno dari Wakil Presiden, Boediono pada acara Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2013 di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis (12/9).

Hadir pada acara tersebut para menteri kabinet, para pimpinan lembaga tinggi negara, para kepala daerah dan sekitar 780 peserta Rakernas. Penghargaan yang sama juga diberikan kepada beberapa kementerian, lembaga negara dan pemerintah daerah lainnya.
 

Wakil Presiden Boediono, menyatakan selamat pada pemerintah daerah yang telah mencapai kualitas terbaik dalam laporan keuangan. Capaian tersebut hendaknya terus dipertahankan pada tahun-tahun mendatang. Sementara itu bagi yang belum mendapatkan capaian terbaik, agar terus melakukan perbaikan.
Menurutnya, untuk memperbaiki laporan keuangan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga pe merintah lainnya harus meningkatkan sinergi antar unit internal. Kemudian memetakan permasalahan dalam pengelolaan keuangan serta mencari solusi terbaik.
 

“Selain itu diharapkan ada kerja sama antar kementerian atau pemerintah daerah dalam rangka berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait peningkatan kualitas pengelolaan keuangan. Meningkatkan komunikasi dengan BPK terutama terkait tindak lanjut hasil pemeriksaan. Meningkatkan komitmen bahwa setiap rupiah anggaran yang dibelanjakan harus dikelola dengan baik dan transparan,” kata Boediono.
 

Sementara, Menteri Keuangan, Muhamad Chatib Basri mengemukakan pentingnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang diatur dengan PP Nomor 60 Tahun 2008. SPIP merupakan salah satu tolok ukur dalam menilai kualitas pengelolaan keuangan. Di samping itu, dalam rangka peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan, pemerintah telah berkomitmen untuk menerapkan akuntansi berbasis aktual.
 

Penerapan akuntansi berbasis aktual ini dipersiapkan secara bertahap mulai tahun 2013 dan akan diberlakukan penuh pada 2015 sebagaimana telah diatur dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
 

Gubernur Irwan Prayitno menyatakan, penghargaan itu merupakan hasil kerja keras Pemprov Sumbar. Penghargaan itu juga jadi bukti Pemprov Sumbar telah mengelola uang rakyat secara transparan dan akuntabel. “Ini adalah kebanggaan Sumbar. Ini keberhasilan kita bersama, hasil kerja keras Pemprov Sumbar,” kata Irwan.
 

Disebutkan, penghargaan ini juga tidak lepas dari pengawasan terhadap pelaksanaan APBD 2012. Mulai dari pengawasan inspektorat sesuai dengan PP No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Kemudian juga pengawasan internal secara berkala kepada seluruh SKPD di lingkungan Pemprov Sumbar.
 

Pemprov Sumbar telah menyerahkan LKPD 2012 secara tepat tanggal 25 Maret 2013, sesuai dengan UU nomor 15 tahun 2004. BPK-RI menyatakan LHP Pemprov menyajikan informasi keuangan dengan kriteria, kesesuaian dengan standar akuntasi pemerintah. Kemudian kecakupan pengungkapan, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan efektifitas sistem pengendalian internal.
 

Sejalan dengan itu, Pemprov Sumbar juga sudah mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK-RI untuk LKPD 2012. Sementara sebelumnya, LKPD tahun 2009 memperoleh disclaimer kemudian 2010 sampai 2012 memperoleh opini wajar dengan pengecualian (WDP). “Upaya yang kita lakukan adalah perbaikan peraturan di bidang pengelolaan keuangan daerah, melakukan perubahan atas Pergub tentang Akuntasi Pemprov Sumbar sebagaimana direkomendasi oleh BPK-RI atas LKPD tahun 2009, 2010, dan 2011,” ungkapnya.
 

Termasuk mendata aset tetap dan aset lainnya sesuai dengan standar akutansi pemerintah PP No.17/2010. Menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan BPK dilakukan peningkatan SDM yang profesional di bidang keuangan daerah serta rapat-rapat koordinasi yang rutin di SKPD secara intensif.
 

“Mudah-mudahan penghargaan yang diterima ini memberi kita motivasi dan kepercayaan diri untuk sela lu melakukan pengelolaan keuangan yang benar-benar sesuai ketentuan yang berlaku,” harapanya. (401)

 Singgalang 16 September 2013

11 September 2013

Anggaran Pendidikan-Kesehatan Bertambah

Padang, Padek—Sektor pembangunan masih menjadi fokus anggaran Pemprov Sumbar jelang akhir tahun yang tinggal tiga bulan lagi. Ini terlihat dengan ditambahnya anggaran sektor pekerjaan umum sebesar Rp 22,647 miliar. Jumlah ini meningkat 39,52 persen dari anggaran sebelumnya Rp 595,307 miliar. Totalnya menjadi Rp 617,954 miliar.

Penambahan anggaran itu untuk mem­bayar kontrak tahun jamak pada Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permu­kiman (Prasjaltarkim) dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA). “Karena kontrak tahun jamak berakhir 2014, alokasi ang­garan pada APBD-P 2013 hanya bersifat pem­bayaran sesuai kondisi fisik di lapa­ngan,” ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayit­no dalam rapat paripurna penyampaian nota jawaban Gubernur Sumbar atas pe­man­dangan umum Fraksi DPRD Sumbar terhadap Ranperda APBD-P 2013 di DPRD Sumbar, kemarin.

Pemprov juga telah menyiapkan angga­ran Rp 16,866 miliar untuk perencanaan pembangunan yang semula dipatok Rp 16,498 miliar atau bertambah Rp 367,976 juta alias meningkat 1,08 persen.

Sementara untuk sektor perumahan memang terpinggirkan,

setelah anggarannya dikurangi Rp 4,820 miliar. Jumlah ini turun Rp 1,03 miliar dari sebe­lumnya Rp 20,929 miliar, sehingga menjadi Rp 16,109 miliar.

Ini disebabkan sisa tender pada kegiatan teknis, sosia­lisasi, fasilitasi dan stimulasi perbaikan rumah tidak layak huni bagi masyarakat miskin sebesar Rp 1,360 miliar.

Adapun kegiatan yang ba­tal karena bukan kewenangan senilai Rp 3,459 miliar pada kegiatan koordinasi, fasilitasi dan stimulasi program penu­runan kemiskinan melalui bidang ke-PU-an. Namun, itu dinilai tidak berpengaruh pada pencapaian target kinerja program dan kegiatan SKPD.

Sedangkan untuk penataan ruang yang sebelumnya diang­garkan Rp 3,779 miliar, ber­kurang Rp 234,587 juta atau turun 0,23 persen dari ang­garan sebelumnya Rp 3,544 miliar.

“Ini dikarenakan adanya sisa tender pada kegiatan pe­nyusunan RTR dan zoning regulation daerah perbatasan dan kegiatan penyusunan ren­cana induk ruang terbuka hijau,” tambah Gubernur.

Demikian juga dengan per­pustakaan yang semula diang­garkan Rp 2,787 miliar, turun 0,17 persen menjadi Rp 2,585 miliar. Sementara untuk per­tanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pari­wisata, kelautan dan perika­nan, perdagangan dan industri secara keseluruhan, diang­garkan Rp 191,323 miliar. Jumlah ini menurun Rp 1,645 miliar (12,24 persen).

Sementara pada sektor pendidikan yang semula Rp 67,361 miliar, bertambah Rp 95,751 juta menjadi Rp 67,457 miliar (naik 4,31 persen). De­mikian juga untuk sektor kese­hatan, yang semula Rp 234,574 miliar bertambah Rp 21,346 miliar menjadi Rp 255,921 miliar (naik 16,37 persen).

Secara keseluruhan, kese­pakatan TAPD dan DPRD Sum­­­bar didapatkan APBD-P 2013 sebesar Rp 3,4459 triliun. Terdiri anggaran pendapatan daerah Rp 3,183 triliun dan anggaran penerimaan pembia­yaan dari sisa lebih perhitu­ngan anggaran (silpa) Rp 272,750 miliar. Sedangkan di pos belanja, dialokasikan Rp 3,333 triliun dan alokasi pe­nge­luaran pembiayaan Rp 126,541 miliar.

Harus Terserap dengan Baik

Wakil Ketua DPRD Sum­bar, Asli Chaidir yang me­mimpin sidang, mengakui ada penyesuaian anggaran di ber­bagai sektor dalam APBD-P 2013, hasil kesepakatan Bang­gar dan TAPD.

Kendati demikian, dia meng­ingatkan agar dana yang telah dianggarkan tersebut dapat terserap dengan baik untuk meningkatkan kese­jahteraan masyarakat serta dalam mewujudkan percepa­tan pembangunan di segala bidang.

“Jadi jangan sampai kita sudah susah payah meng­anggarkan, namun tidak terse­rap dengan baik. Karena itu, masing-masing SKPD harus matang menyusun kegiatan agar terealisasi hingga akhir tahun nanti. Semua penger­jaan fisik harus segera diten­der,” tegas politisi PAN itu. (zul)

Padang Ekspres 11 September 2013

Investasi Naik 239 Persen

Padang — Krisis ekonomi global tidak mempengaruhi minat investor menanamkan investasi di Sumbar. Hingga kini telah terjadi peningkatan nilai investasi sebanyak 239 persen dari target investasi penanaman modal asing (PMA).

Data Badan Koordinasi Pe­na­naman Modal (BKPMP) Sumbar, realisasi PMA di Sumbar mencapai USD 55.194,50. Sementara untuk penanaman modal dalam negeri ( PMDN) sebesar Rp 368,45 miliar atau 79 persen. Persentase realisasi PMDN jauh lebih rendah diban­dingkan realisasi PMA.

Kepada Padang Ekspres, kema­rin (9/9), Kepala BKPMP Sumbar Masrul Zein mengatakan, tahun ini ada 24 PMA berinvestasi di Sumbar. Dari 24 perusahaan itu, terserap 266 tenaga kerja. PMA tersebut bergerak di bidang usaha  pertambangan umum, jasa pertambangan, pro­perti, geothermal, jasa akomodasi,  perkebunan sawit, pengolahan sa­wit, industri bumbu masak, industri kemasan air minum, industri mi­nyak goreng dan perdagangan ekspor.

Adapun 24 PMA yang telah menanamkan investasi adalah PT Jio Gua Mining USD 200 ribu, PT Jixing Mining Indonesia USD 32 ribu, PT Dempo Tongda Properties USD 488,5 ribu, PT Barenjoy Indonesia USD 82 ribu, PT Tirta Inves­tama USD 6.598,91 (seleng­kapnya lihat grafis).
“Hari ini, investor asal Turki, yakni Hitay Group akan datang ke Sumbar.

Mereka telah diberi izin untuk survei panas bumi di lintas Pariaman dan Tanahdatar. Nilai investasi yang akan dita­nam­kan Hitay, informasi se­mentara jum­lahnya triliunan,” ujarnya.
Kedatangan investor Turki ini tindak lanjut kunjungan gubenur ke Turki. Mereka ter­ta­rik dan mengurus izin untuk survei. Izin Hitay Group untuk survei telah ada dari peme­rintah pusat. Makanya, mereka datang ke sini,” tuturnya.

Sedangkan realisasi PMDN, baru terealisasi Rp 365 miliar dari target Rp 461 miliar. “Kami tetap optimis, target PMDN tercapai sampai akhir tahun. Kan masih ada empat bulan lagi,” tuturnya.

Untuk PMDN ada 14 peru­sahaan menanamkan investa­sinya. Empat belas perusahaan telah menyerap 310 tenaga kerja. Di antaranya PT Selago Makmur Rp 10 miliar, PT Bina Pratama (Solsel) Rp 8,147 mi­liar (selengkapnya lihat grafis).

PT Bina Prtaama (Sijun­jung) Rp15,405 miliar, PT Bumi Sarimas Indonesia Rp12,780 miliar, PT Semesta Berjaya Rp33,26 juta, PT Wira Inno Mas 23,910 miliar, PT Lestari Jaya Basamo Rp250 juta, PT Bintara Tani Rp 15,60 juta, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk  Rp304,83 juta, PT Japfa Com­feed Indonesia (Tbk) Rp61,125 miliar, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Rp32,074 miliar, PT Selo Kencana Energi  Rp158 miliar, PT Koperasi Sopir Taxi (Kosti) Padang Rp 11, 031 miliar.

“Pada 18 September men­datang, BKPMP Sumbar akan mengelar temu usaha di Ja­karta. Temu usaha tersebut untuk mempromosikan poten­si- potensi daerah. Rencananya kami akan tawarkan untuk pembangunan cable car di tiga daerah yakni Padangpariaman, Tanahdatar dan Padang­pan­jang,” tuturnya.

Masrul mengatakan data realisasi investasi yang dida­patkannya  bersumber dari loporan pemerintah kota dan kabupaten. Setiap tahunnya, baik PMDN atau PMA wajib memberikan laporan kegiatan investasinya. Berdasarkan la­po­ran tersebut, diketahui nilai investasi yang ditanamkan PMA dan PMDN.

“Data kami bukan sem­barang data saja, tapi data yang valid. Kami melihatnya dari laporan kegiatan investasinya. Selain itu, kami akan juga mela­kukan pengawasan terha­dap kegiatan investasi yang telah dilakukan,” tuturnya. (ayu)

Padang Ekspres 10 September 2013

Foto: Emin Hitay bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno

irwan-prayitno.com

2 September 2013

Jamkrida Mudahkan Kredit UMKM

Padang – Gubernur Sum­bar, Irwan Prayitno dan Ketua DPRD Sum­bar Yultekhnil mendapat peng­har­gaan dari Kementerian Kope­rasi dan UKM. Penghargaan diserahkan Asis­ten Deputi Urusan Res­truk­turisasi Usaha, Kementerian Kope­ra­si dan UMKM, Willem Pasaribu, Jumat (30/8) lalu di auditorium Gubernuran.

Penghargaan ini diberikan atas prakarsa dan inisiatif  Irwan dan Yultekhnil dalam penye­diaan jaminan kredit untuk akses pembiayaan kopera­si dan UKM. “Diharapkan keberadaan PT Jaminan Kredit Daerah (Jam­­­­krida), koperasi dan UMKM di Sumbar akan sem­a­kin berkembang,” ujar Asisten De­puti Urusan Restrukturisasi Usa­ha, Kementerian Koperasi dan UKM, Willem H Pasaribu.

Ia menjelaskan, Sumbar b­e­rada di peringkat 8 besar se­cara na­sional dalam penyerapan Kre­dit Usaha Rakyat (KUR). “Ini ben­tuk kepedulian kepala dae­rah dan DPRD dalam mendu­kung program pengembangan ko­perasi dan UMKM. Pendirian Jam­krida salah satu bentuk ke­pe­dulian pemerintah daerah ter­hadap pengembangan ko­pe­rasi,” tutur Willem.

Ia mengatakan, UMKM me­mi­liki peran strategis dalam per­eko­nomian nasional. Lebih 99 per­sen pelaku usaha di Indonesia dari UMKM dan mampu me­nyerap lebih 97 persen tenaga ker­ja. “Suatu keharusan untuk mem­berdayakan UMKM dan ko­perasi agar perekonomian na­sional tetap berjalan. Berbagai ken­dala yang dihadapi UMKM dan koperasi harus dicarikan so­lusinya,” tukasnya.

Salah satu kendala yang di­hadapi UMKM dan koperasi, yak­ni permodalan. Banyak ko­pe­­rasi  dan UMKM mengalami ken­­dala mengakses sumber pem­­biayaan bank. Padahal per­ban­kan adalah sumber pem­biayaan terbesar dalam per­eko­no­mian nasional.

“Pemerintah secara nasional telah mengembangkan skema pen­jaminan kredit atau pem­bia­yaan yang memungkinkan UMKM dan koperasi yang be­lum bankable untuk dapat me­ng­a­kses perbankan. Skema ter­sebut dikenal dengan KUR,” ulasnya.

Gubernur Sumbar, Irwan Pra­yitno mengakui selama ini ken­dala UMKM adalah keku­ra­ngan modal. Sumbar memiliki ba­nyak  UMKM sehingga gara­pan target Jamkrida dapat men­capai 99 persen.

­Irwan menambahkan, kebe­r­a­­daan Jamkrida sangat  penting un­­t­uk memberikan kemudahan U­MKM yang terkendala  agu­nan.

Pembentukan Jamkrida me­la­lui Perda No 15 Tahun 2012. Pem­prov juga telah mengan­to­ngi akta pendirian persero  ter­ba­tas (PT) Jamkrida  dari notaris ser­ta pengesahan dari Kemen­te­rian Hukum dan HAM dan per­setujuan dari Otoritas Jasa Ke­uangan (OJK).

Mekanisme penjaminan kre­dit melalui kerja sama tiga pi­hak. Yakni PT Jamkrida Sum­bar, perbankan dan debitur bank/UMKM. Penjaminan di­awali dengan adanya pengajuan kre­dit dari calon nasabah UMKM kepada bank, sekaligus pe­ngajuan penjamin kredit.

Kemudian bank melakukan p­e­nelitian atas kelayakan usaha na­sabah. Apabila nasabah di­ang­gap layak, bank akan me­nyam­paikan permintaan  pen­ja­minan kredit kepada PT Jam­krida dan merealisasikan  kredit sesuai ketentuan yang berlaku.

Selanjutnya, PT Jamkrida Sumbar menerbitkan  sertifikat pen­jamin  setelah menerima im­bal jasa penjamin (IJP) dari na­sa­bah melalui bank. Jika di ke­mu­dian hari debitur tidak  da­pat me­menuhi kewajibannya, bank da­pat mengajukan klaim ke­pada PT Jamkrida dan mene­rima pem­bayaran klaim sesuai porsi pen­jamin.

“PT Jamkrida tetap mene­rap­kan prinsip kehati-hatian da­lam menyetujui penjaminan kre­­dit atau pembiayaan,” ujar­nya.

Ada dua  model penjaminan: tidak langsung dan langsung. Penjaminan tidak langsung dengan mempercayakan kepada bank, penilaian kelayakan usaha  calon debitur  sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran kredit bank. Plafon penjamin mulai Rp 1 juta sampai Rp 250 juta.

Sedangkan penjaminan lang­­sung , PT Jamkrida melaku­kan sendiri kelayakan usaha calon debitur. Plafon penjami­nan di atas Rp 250 juta – Rp 500 juta.

“Sasaran nasabah penjamin adalah pelaku usaha UMKM seperti pedagang, peternak, petani, bengkel, warung-warung serta pelaku usaha program dana bergulir seperti peternak sapi, ayam, petani karet, sawit dan lain-lain,” ucapnya.

Dirut PT Jamkrida Sumbar, Munandar Kasim mengatakan, saat ini dana Jamkrida sebesar Rp 25 miliar dari Rp 100 miliar dana yang dialokasikan. “Jika Jamkrida mendapat respons positif dari pelaku usaha dan berjalan lancar, dana yang akan dialokasikan ke Jamkrida akan ditambah. Meski baru Rp 25 miliar, namun sudah dapat menjamin kredit Rp 450 miliar. Pembagiannya 60 persen untuk usaha produktif dan 40 persen usaha nonproduktif,” ulasnya.

Sedangkan besaran plafon untuk penjaminan tidak lang­sung, mulai Rp 1 juta hingga Rp 250 juta. Penjaminan langsung di atas Rp 250 juta – Rp 500 juta. “Tahap awal ini, Jamkrida akan memberikan jaminan di luar penyaluran KUR.  Di tahun mendatang, Jamkrida juga akan memberikan jaminan KUR di Sumbar,” ucapnya. (ayu)

Padang Ekspres 2 September 2013