Dua Tahun Kepemimpinan Irwan Prayitno – Muslim Kasim
 
Dua tahun 
duet kepemimpinan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Wakil Gubernur 
Muslim Kasim – sejak dilantik 15 Agustus 2010 lalu telah banyak 
melaksanakan berbagai program yang bermanfaat bagi pembangunan Sumbar ke
 depan.
Beberapa 
program yang berhasil dilaksanakan utnuk peningkatan ekonomi dan 
kesejahteraan masyarakat, meliputi sektor pertanian, peternakan, 
perikanan dan kelautan serta perkebunan.
Bidang Pertanian
Selama dua 
tahun menjalankan roda pemerintahan, duet pasangan ini mampu 
melaksanakan peningkatan produksi padi. Pada 2011, berdasarkan angka 
tetap produksi tanaman pangan, terjadi peningkatan produksi asebesar 
68.1945 GKG dibandingkan 2010.
Peningkatan 
produksi ini didukung bantuan benih unggul 2.500 ton atau seluas 100.000
 hektar dan peningkatan SDM petani melalui sekolah lapang sebanyak 3.500
 unit. Di samping itu, juga terjadi peningkatan produksi yang didukung 
penambahan luas baku lahan sawah seluas 430 hektar, melalui cetak sawah 
baru dan perbaikan jaringan irigasi seluas 10.465 hektar.
Keberhasilan
 lainnya, adalah peningkatan produksi jagung. Pada 2011, produksi jagung
 di Sumbar mengalami peningkatan yang signifikan, yakni sebanyak 117.000
 PPK (33,03 persen). Peningkatan produksi didukung bantuan benih 
sebanyak 121,5 ton atau seluas 8.100 hektar.
Di bidang 
pertanian, juga terjadi peningkatan hortikultura tahun 2011, terdiri 
dari, cabe dengan produksi mencapai 48.109 ton, bawang merah (32.358 
ton), jeruk (35.461 ton), manggis (10.609 ton), raphis (676 rangkaian) 
dan krisan (284.000 tangkai).
Berbagai 
kegiatan dan program yang dilaksanakan meliputi, peningkatan mutu dan 
kualitas produksi dengan penerapan good agriculture practice (GAP) dan 
standar operasional prosedur (SOP) melalui kegiatan register kebun.
Program dan 
kegiatan lainnya, dilaksanakan peningkatan pertanian organik, pembinaan,
 penumbuhan dan pengembangan kawasan organik dalam bentuk 
demplot-demplot, peningkatan penggunaan kompos jerami, pengembangan 
kawasan organic di beberapa kabupaten, antara lain, Tanah Datar, Solok, 
Agam, Limapuluh Kota, Payakumbuh dan Padang Panjang.
Selama satu 
tahun terakhir, telah dikelola seluas 1.000 hektar lahan pertanian 
dengan sytem pertanian organik dan telah diterbitkan 12 sertifikat 
organik.
Melalui 
Dinas Pertanian juga telah berhasil melaksanakan peningkatan efisiensi 
usaha tani, nilai tambah dan pemasaran hasil pertanian. Untuk 
meningkatkan nilai tambah produksi dilakukan dengan pembinaan Unit 
Pelayanan Pengolahan Pemasaran Hasil Pertanian (UP3HP).
Tidak hanya 
itu, usaha rumah tangga yang bergerak di bidang pengolahan hasil 
pertanian berpotensi meningkatkan nilai tambah dan daya saing. Selama 
satu tahun terakhir, jumlah kelompok UP3HP yang telah berjalan sebanyak 
115 unit yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota, dengan beberapa 
komoditi utama seperti, beras, kacang tanah, jagung, ubi kayu, ubi 
jalar, pisang dan lainnya.
Dalam 
mendukung pemgembangan UP3HP telah dbantu dengan desain packaging produk
 olahan. Hingga tahun 2012 sebanyak 175 produk olahan untuk 90 kelompok 
UP3HP.
Pengelolaan Sumber Daya Air
Keberhasilan
 yang telah diraih di sektor pertanian, tidak terlepas dari dukungan 
infrastruktur di bidang pertanian. Melalui program pengembangan, 
pengelolaan, jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya, pada
 tahun 2012 melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumbar 
dilaksanakan perbaikan irigasi pada 87 daerah irigasi seluas 45.403 
hektar.
Selain itu, 
juga dilaksanakan pemeliharaan jaringan irigasi untuk mempertahankan 
fungsi jaringan pada 30 daerah irigasi dengan luas mencapai 35.541 
hektar. Juga ada kegiatan perbaikan jaringan irigasi pascabencana gempa 
sebanyak 35 daerah irigasi seluas 20.000 hektar. Sementara, tahun 2012, 
telah berhasil dilaksanakan penyediaan kebutuhan air bagi pertanian.
Dari target 3
 kilometer (37.412 hektar), tahun 2011 mencapai 9,35 kilometer dengan 
luas area terairi seluas 50.736 hektar. Pembangunan irigasi mampu 
membangun satu unit bendungan seluas 3.000 hektar. Hingga Juli telah 
terpenuhi perbaikan jaringan irigasi sepanjang 10.200 m dengan luas 
areal terlayani 6.500 hektar. Selain itu, operasi dan pemeliharaan 
mempertahankan fungsi jaringan irigasi pada 25 daerah irigasi seluas 
25.000 hektar.
Bidang Peternakan
Usaha 
peternakan rakyat memberikan kontribusi terbesar dalam penyediaan pangan
 masyarakat. Karena itu, pemberdayaan peternakan di Sumbar diarahkan 
pada usaha peternakan rakyat.
Salah satu 
program yang dicetuskan Irwan Prayitno dan Muslim Kasim adalah program 
Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani (GPP). Tujuannya, untuk 
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani ternak dengan 
memfasilitasi penguatan modal untuk peningkatan skala usaha menuju skala
 ekonomis.
Hingga tahun
 2012, kelompok tani yang telah difasilitasi sebanyak 90 kelompok tani 
yang tersebar di kabupaten dan kota. Terdiri dari, 310 ekor sapi potong 
yang tersebar di 23 kecamatan, 176 ekor kambing (3 kecamatan ), 2.190 
ekor ayam buras (4 kecamatan).
Selain itu, 
juga ada program Satu Petani Satu Sapi (SPSS). Untuk mendukung program 
SPSS, dialokasikan anggaran melalui APBN, APBD Provinsi Sumbar, APBD 
kabupaten kota, BUMN, BUMD, perantau dan PNS.
Dana 
tersebut disalurkan oleh lembaga keuangan mikro atau kelompok tani 
ternak dengan pembagian keuntungan sytem bagi hasil berdasarkan 
kesepakatan. Kegiatan SPSS meliputi penyelamatan sapi betina produktif, 
integrasi ternak dan tanaman, sarjana masuk desa (SMD), pengembangan 
UPPO, HMT sapi potong sebanyak 9.507 ekor pada 281 kelompok tani ternak.
 Investasi yang berhasil ditanamkan mencapai sebesar Rp.116.074.879.000.
Bidang Perkebunan
Selama 
kepemimpinan Irwan Prayitno dan Muslim Kasim, khusus belanja langsung 
APBD Provinsi Sumbar bidang perkebunan, mengalami kenaikan cukup 
sginifikan. Jika tahun 2010 sebesar Rp6,91 miliar, maka tahun 2011 naik 
menjadi Rp12,16 miliar. Kenaikan juga terjadi pada tahun 2012 yang 
mencapai Rp22,068 miliar.
Melalui 
anggaran yang ada, di bidang perkebunan, Pemprov Sumbar melalui Dinas 
Perkebunan telah berhasil melaksanakan perluasan tanaman kakao, yang 
meningkat dari 101.014 hektar pada tahun 2012 menjadi 117.014 hektar 
pada tahun 2011 dan 214.700 hektar tahun 2012.
Keberhasilan
 lainnya adalah beroperasinya alat pengolahan kakao di Kabupaten Padang 
Pariaman dan Kota Payakumbuh. Di bidang perkebunan juga berhasil 
dilaksanakan perluasan kawasan sentra produksi (KSP) dari 8 buah tahun 
2010 meningkat menjadi 14 buah tahun 2011 dan 17 buah tahun 2012. 
hasilnya, nilai tukar petani (NTP) perkebunan naik dari 213 tahun 2010, 
menjadi 125 (2011) dan 129 (2012).
Hal ini 
berdampak kenaikan nilai ekspor komoditi perkebunan naik dari US$2.095 
juta tahun 2010, menjadi US$2.689 juta (2011) hingga US$1,456 juta (Juni
 2012) dan PDRB perkebunan atas dasar harga konstan, tahun 2010 sebesar 
Rp2.303 miliar, tahun 2011 menjadi Rp2.375 miliar.
Melalui 
program yang dilaksanakan di sektor pertanian, juga berhasil 
meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan tahun 2010, sebesar 47 
persen. Pada tahun 2011 meningkat menjadi 65 persen dan akhir tahun 2012
 diprediksi mencapai 69 persen.
Dengan 
keberhasilan yang diperoleh, berbagai penghargaan berhasil diraih 
Pemprov Sumbar, diantaranya, kelompok tani Sinar (kakao) Pasaman barat 
memperoleh Penghargaan Adhi Karya Pelopor Ketahanan Pangan Tingkat 
Nasional. Bahkan, Sumbar dipercaya sebagai tuan rumah pelaksanaan expo 
dan symposium kakao internasional tahun 2012.
Kelautan dan Perikanan
Disektor 
perikanan, program kegiatan tahun 2012 meliputi, peningkatan produksi 
perikanan. Jika tahun 2012 produksi perikanan mencapai 211.971,30 ton, 
maka tahun 2011 mengalami peningkatan mencapai 337.011,68 ton (58,99 
persen). Sedangkan pencapaian produksi pada semester 1 tahun 2012 
sebesar 182.164,27 ton.
Juga 
terdapat keberhasilan peningkatan produksi benih pada BB. Tahun 2010, 
sebesar 21.380.325 ekor. Tahun 2011 sebesar 47.583.705 ekor, terjadi 
peningkatan 122,25 persen.
Begitu juga 
di bidang ekspor komoditas perikanan, juga mengalami kenaikan. Tahun 
2012 sebesar 1.122.900 kilogram. Tahun 2011 sebesar, 1.578.991,70 
kilogram, meningkat sebesar 40,62 persen. Dengan peningkatan yang 
dialami tersebut, maka capaian PAD tahun 2011 sebesar 337.809.515 
meningkat sebesar 94,23 persen.
Bagaimana 
peningkatan tersebut berhasil. Tentunya tidak terlepas dari program yang
 telah berhasil dilaksanakan, yakni, pengembangan dan pengelolaan 
perikanan tangkap, dengan kegiatan strategis antara lain, pengembangan 
sentra tuna wilayah barat.
Tahun 2010, 
jumlah ekspor tuna mencapai 481.425 kilogram. Sementara, tahun 2012 
jumlah ekspor 450.337 kilogram. Dukungan terhadap nelayan dalam 
peningkatan produksi tuna dilakukan dengan menambah jumlah kapal 
penangkap ikan tuna. Di mana pada tahun 2011 mecapai 104 unit kapal.
Untuk 
peningkatan SDM nelayan, juga dilaksanakan pelatihan tehnik penangkapan 
tuna sistem long-line terhadap nelayan tradisional. Tahun 2012 nelayan 
yang dilatih mencapai 30 orang. Untuk peningkatan kualitas produk, 
disektor perikanan juga berhasil membangun industri pengolahan tuna 
sebanyak tiga unit.
Jika pada 
tahun 2011 produksi tuna mencapai 4.00,6 ton maka hingga Juni 2012 mampu
 mencapai 15.203,4 ton, melebihi capaian target 2012 sebesar 945 ton.
Program 
lainnya meliputi pengembangan perikanan budidaya. Kegiatan strategis 
yang dilakukan antara lain, pengembangan budi daya bandeng, sebagai 
umpan tuna, peningkatan mutu UPR melalui pengadaan induk unggul.
Juga ada 
program pengembangan budidaya system Karamba Jaring Apung (KJA) dan 
pengembangan kawasan sentraproduksi agropolitan. Kegiatan strategis yang
 dilaksanakan meliputi, pengembangan ikan kerapu pada kawasan sentra 
produksi. Tahun 2011, produksi ikan kerapu mampu mencapai 1.1796,7 ton. 
Juga ada pengembangan ikan nila pada kawasan sentra produksi. Tahun 2011
 bantuan nila yang diberikan mencapai 1.080.00 ekor kepada 15 kabupaten 
kota.
Posmetro 15 Agustus 2012