DALAM PENANGANAN KEBENCANAAN
Padang-Singgalang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, meraih tiga penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tiga penghargaan tersebut menjadikan BPBD yang belum cukup berumur
satu tahun tersebut sebagai BPBD terbaik se-Indonesia dalam penanganan
kebencanaan di daerahnya.
”Alhamdulillah kita meraih tiga penghargaan sekaligus. Ini berkat
kerjasama semua pihak terkait dalam penanganan bencana di daerah.
Dukungan dari gubernur dan wagub serta SKPD terkait lainnya juga
berperan, sehingga kita meraih penghargaan ini,” kata Kepala BPBD
Sumbar, Harmensyah, kepada wartawan, Minggu (27/3).
Dikatakannya, tiga penghargaan itu adalah juara I kategori Penanganan
Rehabilitasi dan Rekontruksi (Rehab-Rekon), juara II kategori
Penanganan Tanggap Darurat dan juara III kategori Kelembagaan Terbaik.
Dijelaskan Harmensyah, BPBD Sumbar berhak meraih penghargaan terbaik I
kategori penanganan pada masa rehab-rekon, karena dalam waktu singkat
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (yang baru dilantik 15 Agustus 2010
lalu-red) mampu memotivasi pemerintah kabupaten/kota, Tim Pendamping
Masyarakat (TPM), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/NGO untuk mempercepat
pencairan dana bantuan perbaikan rumah korban gempa 30 September 2009.
Dalam upaya percepatan, Pemprov Sumbar juga jemput bola ke pusat,
mendesak pencairan dana bantuan rehab-rekon. Selain itu, juga
melaksanakan road show ke beberapa daerah yang terkena gempa, untuk
mematangkan kesiapan pemerintah daerah dan masyarakat dalam prosses
pencairan dana bantuan.
”Hanya kurun waktu yang singkat semenjak dilantik, gubernur mampu
mencairkan dana bantuan rehab-rekon sebesar Rp2 triliun, langsung ke
rekening anggota kelompok masyarakat, untuk perbaikan 143 ribu korban
gempa,” terang Harmensyah.
Untuk kategori penanganan tanggap darurat, BPBD Sumbar meraih
penghargaan terbaik II. Dalam penilaiannya, BPBD Sumbar mampu
melaksanakan kaji cepat, membuka akses bantuan dan melakukan koordinasi
dengan seluruh aparat dan relawan kebencanaan pada masa tanggap darurat,
pasca gempa dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 25 Oktober
2010.
”Meskipun dalam proses tanggap darurat di Mentawai kita dihadapkan
pada cuaca dan gelombang laut yang ekstrim dalam menyalurkan bantuan,
namun kita berhasil mengatasinya. Kekurangan aparatur, personil dan
logistik yang juga menjadi persoalan waktu itu, juga dapat diatasi
berkat koordinasi yang baik dengan seluruh pihak terkait kebencanaan,”
tambahnya.
Sedangkan penghargaan terbaik III kategori kelembagaan terbaik,
diraih BPBD Sumbar karena dalam penilaian BNPB mampu melakukan pembinaan
terhadap struktur kelembagaannya melalui rapat koordinasi BPBD Sumbar
yang dilaksanakan satu kali dalam sebulan.
BPBD Sumbar juga mampu memberikan dorongan kapasitas yang dibutuhkan dalam penanggulangan bencana.
”Kita mampu mengkoordinir dan melibatkan seluruh pihak dalam
penanganan bencana. Kita juga berhasil memberikan dorongan kapasitas
dilaksanakan dengan memberikan pelatihan, kemampuan teknis lapangan
dalam proses evakuasi dan penyaluran logistik masa tanggap darurat,”
ujar Harmensyah.
Menurutnya, BPBD Sumbar juga telah mendorong kabupaten/kota untuk
membentuk BPBD Kabupaten/kota. Hinga sekarang, menurutnya, sudah 17
Kabupaten/kota yang telah terbentuk. Dua kota masing-masing Payakumbuh
dan Solok rencananya juga akan membentuk BPBD awal tahun ini.
Tiga penghargaan, tersebut diserahkan langsung Kepala BNPB Syamsul
Maarif kepada Kepala BPBD Sumbar Harmensyah, 28 Februari-1Maret di Hotel
Milenium, Jakarta pada rapat koordinasi BNPB dengan BPBD se-Indonesia.
Sumbar memperoleh penghargaan terbanyak dibandingkan BPBD provinsi lain,
padahal BPBD-nya baru dilantik 31 Maret 2010 lalu.
Singgalang, 28 Maret 2011