8 Juni 2011

Sumbar Raih Adipura dan Kalpataru

DISERAHKAN DI ISTANA

PADANG, HALUAN — Gubernur Sumbar ikut hadir bersama be­berapa gubernur provinsi lain menerima penghargaan bergengsi di bidang lingkungan hidup di Istana Negara kemarin, Selasa (7/6). Sumbar mendapatkan peng­hargaan Terbaik 1 Penyusunan Buku dan Analisis Status Ling­kungan Hidup Daerah (SLHD) Provinsi.

Sejumlah bupati juga hadir menerima penghargaan serupa pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2011 itu, diantaranya Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit mene­rima penghargaan Terbaik 1 SLHD tingkat Kabupaten/Kota dan Fauzi Bahar untuk penyusunan SLHD Terbaik 2 Kota/Kabupaten.

Walikota Solok Irzal Ilyas juga hadir menjadi satu-satunya kepala daerah di Sumbar yang daerahnya mendapatkan Piala Adipura. Semen­tara itu untuk Kalpataru Kategori Perintis diterima langsung oleh Maramis Asid dari Pasaman Barat.

Kepala Bapedalda Sumbar Asrizal Asnan lewat siaran persnya yang diterima Haluan Rabu (7/6) mengatakan, Presiden RI pada kesempatan itu meminta para Gubernur dan Bupati/Walikota mempunyai komitmen untuk mewu­judkan Lingkungan Hidup yang baik.

Dalam peringatan hari Ling­kungan Hidup yang bertema “Hutan Penyangga Kehidupan” ini, SBY mengatakan, ada enam kebijakan yang harus ditindaklanjuti oleh pemerintah yaitu menjaga hutan primer, mencegah illegal loging, mencegah kerusakan dan menata lahan gambut, penghutanan kembali, menanggulangi kebakaran hutan, dan melakukan gerakan nasional pena­naman pohon.

Presiden SBY juga menegaskan perlu kebijakan khusus berupa peningkatan kerjasama dengan negara sahabat melalui program Reducing Emissions from Defo­restation and Forest Degradation (REDD) dan penundaan izin baru tata kelola lahan gambut/hutan primer. Presiden menyadari keru­sakan yang terjadi beberapa tahun yang lalu bukan hal yang mudah untuk mem­perbai­ki, tetapi bukan juga tidak ada solusinya.

“Beberapa solusi yang bisa kita tempuh yaitu melalui kerja keras dalam menyelamatkan lingkungan hidup dan mengubah gaya hidup agar lebih hemat dan lebih efisien. Selain itu negara dan pemerintah harus mempunyai kebijakan lingkungan yang baik. Serius dalam menangani lingkungan dengan memberikan reward dan punishment. Didukung juga dengan Teknologi dan inovasi serta kerjasama yang efektif antar negara,” katanya.

SLHD
Keberhasilan Sumbar meraih penghargaan penyusunan Buku dan Analisis SLHD ini karena buku yang ditulis tim Bapedalda Sumbar dianggap telah mewakili standar layanan minimum informasi yang harus ada dalam SLHD. Standar tersebut meliputi informasi terkait dengan pencemaran air, udara, dan lingkungan hidup.
“Sejak 2007 hingga tahun ini, alhamdulillah Sumbar selalu menda­pat peringkat terbaik dalam SLHD ini. Namun sayang, meskipun sudah empat tahun berturut-turut mendapat penghargaan terbaik, informasi yang disajikan ini belum menjadi pega­ngan dalam mengambil kebijakan. Akibatnya masih banyak kegiatan sumber pencemaran atau kerusakan lingkungan yang belum mendapatkan pembinaan teknis,” ujar Asrizal.

Sementara Kota Pariaman, meraih sertifikat Adipura mengung­guli 13 kabupaten/kota yang diusul­kan dengan masing mendapat piala dan sertifikat sebagai daerah yang bersih dan teduh (clean and green city) dan dianggap menerapkan prinsip yang bagus dalam mengelola lingkungan hidup (good environ­mental governance).

Seperti diberitakan sebelumnya, 6 kabupaten/kota dinyatakan lolos dalam Pemantauan I untuk dinilai sebagai peraih Adipura telah dilan­jutkan dengan Pemantauan II yaitu Kota Pariaman, Kota Padang Pan­jang, Kota Payakumbuh, Kabu­paten Tanah Datar, Kota Sawahlunto dan Kota Solok.

Mereka yang peduli dengan lingkungan juga mendapatkan peng­hargaan berupa Kalpataru. Tahun ini Sumbar mendapatkan Kalpataru kategori Perintis Ling­kungan yang diraih Maramis Asid dari Pasaman Barat.
Tamatan STM ini memutuskan untuk bekerja di bidang linkungan tanpa bantuan pemerintah. Ia telah mempelopori penghijauan lahan kritis seluas 1500 hektare, penanaman 11.700 batang pohon, pembibitan, berbagai penyuluhan lingkungan hidup, penangkapan illegal logging dan aktifitas lingkungan hidup lainnya dengan biaya mandiri.

Tak hanya untuk pemerintah, penghargaan pun diberikan kepada sekolah yang dianggap peduli dan berbudaya lingkungan. Tahun ini empat sekolah yaitu SDN 03 Alai Padang, SDN 13 Batu Gadang Indarung Padang, SDN 10 Sungai Sapih Padang dan MTsN Model Padang menyabot Piala Adiwiyata. Sementara untuk piagam Adiwiyata tahun ini diberikan pada SDN 13/IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman. (h/cw16/vie)

Haluan 8 Juni 2011