SUKA DUKA SUPIR SEORANG PETINGGI DAERAH
Padang, Haluan-Ikhlas, patuh dan tertib.
Itulah prinsip hidup yang diterapkan oleh supir BA 1, Ahsanunas (36)
dalam bertugas. Terlebih ini kali pertamanya ia bekerja untuk melayani
orang nomor satu di Sumbar dengan segudang agenda atau pun acara
ketimbang menjadi sopir pajabat terdahulu.
Pegawai humas kantor Gubernur serta para
wartawan yang posko di sana, bisa saja angkat tangan untuk tidak
mengiringi perjalanan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam hari yang
bersamaan. Namun, hal itu tak mungkin pula ia lakukan, mencoba berputar
arah dan menggantikannya dengan sopir yang lain dalam hari itu juga.
Buktinya, sejak ia bekerja setelah satu
bulan Irwan Prayitno dilantik, sampai saat ini belum ada teguran lisan
dari pemimpin Sumbar itu terhadap kinerjanya. Tetapi dibalik
kesibukannya membawa mobil itu, hari-harinya justru lebih terasa ringan.
Kenapa tidak, satu per satu perbatasan lintas daerah yang banyak
menghabiskan waktu dan perjalanan antar daerah jauh serta memiliki
resiko tinggi, ia lewati dengan canda tawa.
Ternyata, selama diperjalanan Irwan
Prayitno dan sopirnya sering bergurau layaknya kakak beradik tanpa
mengurangi rasa hormat dan tak melampaui tata krama.
Selain bercerita, Irwan pun sering
merintahnya untuk memutarkan lagu dan bernyanyi bersama. Siapa yang
menyangka, ternyata mereka berdua memiliki lagu kesukaan dengan judul
”bareh solok”. Itu lagu yang selalu didendangkan oleh Irwan dan
sopirnya. Selama ia bekerja menjadi sopir pegawai atau pejabat lainnya
sejak awal tahun 2002 sebagai pegawai honorer dan diangkat menjadi PNS
tahun 2008, ia tersanjung dengan sikap dan perhatian komandannya yang
saat ini.
”Bertahun-tahun menjadi sopir pejabat,
baru kali ini pimpinan yang benar-benar perhatian dengan sopirnya,
begitu juga dengan ajudan atau polisi yang membawa mobil voreijder
(iring-iringan pengawal). Setiap singgah di rumah makan atau dimana pun
ia selalu menawarkan kami untuk masuk dan makan,” tuturnya.
\Namun yang sangat mengesankan, ketika ia
ditunggu Irwan untuk sama-sama masuk rumah makan. ”Ia rela menanti saya
di pintu rumah makan,” jelasnya Uun, sapaan akrabnya.
Dari ketiga anak-anaknya, hanya nama anak terakhirnya yang memberi kesan hingga diberi nama Firma Maulana Putra.
Nama Firma itu singkatan dari Firdaus K
dan Marlis, sepasang calon bupati Sijunjung pada tahun lalu. Karena
sebelumnya ia membawa Firdaus K (mantan Sekda Pemprov yang juga mantan
komandannya) serta pasanganya Marlis ketika hendak berkampanye dalam
pemilu Bupati Sijunjung tahun lalu. Ketika sedang bertugas itulah, ia
tak sempat mendampingi istrinya dalam bersalin.
Pertama kali ia bekerja di lingkungan
pemerintahan sejak awal tahun 2002 sebagai sopir rumah tangga di kantor
Gubernur, dan pindah kebagian Biro Humas Setdaprov pada tahun 2003
dengan lama kerja 6 bulan. Selanjutnya, ia dipindahkan untuk membawa
Asrul Mas’ud, mantan Asisten IV selama 3,5 tahun. Lalu berpindah untuk
menjadi mantan Sekda Pemprov Yohanes Dahlan, lalu Firdaus K. Dimasa
Firdauslah, ia diangkat sebagai PNS. Setelah pemunduran diri Firdaus,
selama 3 bulan ia disiapkan di Biro Umum, hingga dipercaya sebagai sopir
BA 1 setelah satu bulan Irwan dilantik.
Haluan, 18 Februari 2011
18 Februari 2011
Ditunggu Gubernur Untuk Makan Bersama
Jumat, Februari 18, 2011
Kisah Teladan